Jakarta : I learned a lot of thing from here
- Saya adalah mahasiswa semester 4 yang sedang berkuliah di Politeknik Statistika STIS. Bisa berkuliah di pulau Jawa dulu rasanya tidak mungkin, apalagi bisa berkuliah di polstat STIS. Salah satu alasan saya merasa tidak mungkin adalah saya merupakan anak bungsu dan satu satunya anak Perempuan dikeluarga saya yang rasanya begitu berat untuk berpisah dengan orang tua pun begitu juga dengan orang tua saya. Dulu ekspektasi saya bisa berkuliah mentok mentok paling jauh di Makassar karena nenek saya berada di sana sehingga rasa khawatir orang tua saya bisa sedikit berkurang. Tetapi semenjak memasuki kelas 11 SMA dan melakukan pendalaman terhadap perguruan tinggi yang memiliki prospek kerja yang bagus, saya sedikit demi sedikit interest terhadap sekolah kedinasan, sampai pada kelas 12 SMA saya sangat yakin untuk melanjutkan kuliah di Polstat STIS. Lulus dalam satu kali percobaan adalah hal yang sangat saya syukuri. Setelah dinyatakan lulus sebagai mahasiswa polstat STIS disitulah saya menyadari bahwa saya akan resmi menjadi anak rantau dan tinggal di Jakarta.
Disatu sisi saya sangat bahagia karena bisa berkuliah dan menjalani hari hari di Jakarta, tapi disisi lain terasa begitu berat bagi saya untuk berpisah dengan orang tua, hari pertama mp2k bertepatan dengan mama saya akan pulang dari Jakarta, teringat jelas pada hari itu saya berangkat untuk MP2K dalam keadaan menangis karena masih sulit bagi saya menerima dan beradaptasi bahwa saya akan tinggal sendiri dan jauh dari orang tua, bahkan disemester pertama menjadi anak rantau rasanya bisa setiap hari saya menangis. Menjadi anak rantau yang tinggal di Jakarta mengajarkan saya beberapa hal, diantaranya:
- Lebih mengharagai momen dan waktu
Berada dijakarta tanpa keluarga dan hidup sendiri benar benar membuat saya menjadi seseorang yang sangat mengahargai momen dan waktu saat bersama keluarga, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa bahagia anak rantau ketika akan pulang.
Setiap kali
pulang saya selalu berusaha melakukan banyak hal bersama orang tua, bercerita,
bermain, belanja, bahkan tidurpun terkadang saya masih bersama mama saya. Tidak
ada juga yang bisa mengalahkan rasa sedihnya anak rantau ketika harus balik
keperantauan. Sampai saat ini saya masih menjadi anak rantau yang menangis
setiap kali harus balik ke perantauan. Sepertinya bagaimanapun hari saya berjalan dan
bagaimanapun hal yang saya hadapi dalam kehidupan rasanya akan baik baik saja
jika saya bersama orang tua tapi Kembali lagi bahwa mau tidak mau saya harus
beradaptasi dan belajar mandiri.
- Lebih mandiri
Tinggal di
Jakarta seorang diri mengajarkan saya untuk lebih mandiri. Mungkin jika
dibandingkan dengan teman teman lain saya masih jauh dari kata mandiri tapi
jika dibandingkan dengan diri saya sebelum merantau saya sangat banyak belajar
untuk bisa melakukan beberapa hal sendiri seperti merapikan kamar kos, mencuci
piring, mengganti sprei, membersihkan kamar mandi. Tanpa merantau mungkin saya
tidak akan belajar untuk melakukan hal tersebut tapi dengan merantau saya bisa
menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan sehari hari.
- Mengajarkan untuk improve diri
Menjadi
mahasiswa di Polstat STIS dan melihat orang orang yang hidup di Jakarta membuka
mata saya bahwa banyak sekali orang orang yang setiap hari terus berusaha
mengimprove diri. Banyak sekali mahasiswa lainnya yang rasanya bisa memberikan
waktunya untuk mengikuti kegiatan kegiatan kampus. Melihat hal ini memacu diri
saya juga untuk apa salahnya bisa mengikuti kegiatan kampus dan bertemu serta
bersosialisasi dengan orang baru walaupun ini bukan menjadi focus dan tujuan
utama saya tapi lebih untuk mengisi waktu dan setidaknya satu kali saya pernah
mengikuti kegiatan kampus.
Menjadi delegasi
putri daerah Sulawesi mengajarkan saya banyak hal seperti public speaking,
membuat video promosi dan inovasi, dan masih banyak hal lainnya. Dari kegiatan
ini juga mempertemukan saya dengan banyak orang orang keren yang bahkan punya
beribu ide menarik. Memang benar tidak sepenuhnya kegiatan ini saya jalani
dengan rasa bahagia, dalam menjalaninya ada ada saja keluhan yang saya keluarkan
seperti capek karena dikejar deadline, capek harus tetap menyesuaikan dengan
tugas kuliah, energi terkuras karena harus bertemu banyak orang hampir setiap
hari tapi disinilah saya belajar bagaimana memanage waktu dan mengatasi masalah
masalah saya. Despite all my complaints, I feel very happy to be part of papidastis.
Satu hal yang
sangat terasa perbedaannya dengan hidup di kampung halaman adalah penggunaan
transportasi umum. Saya merasa hidup di Jakarta sangat terbantu dengan
transportasi umum, meskipun kadang saya masih malas kalau harus berdesak
desakan dan berdiri didalam transportasi umum tapi berteman dengan anak anak
stis membuat saya mulai terbiasa untuk menggunakan transportasi umum seperti
transjakarta dan MRT.
- Membuat saya menjadi orang yang cukup cuek
Entah kata cuek ini bisa diartikan sebagai suatu hal yang positif atau negative, tapi rasanya semenjak hidup di Jakarta banyak hal yang dulu membuat saya merasa terpengaruh tapi kini terasa biasa saja. Sepertinya saat di kampung masalah berpakaian menjadi suatu huru hara bahkan tidak berjilbab pun menjadi pembicaraan tapi semenjak berada di Jakarta saya lebih belajar untuk tidak langsung menjudge bagaimana seseorang berpenampilan. Tidak hanya masalah penampilan tapi belajar untuk tidak terlalu memasukkan perkataan orang dalam hati juga saya sangat belajar di perantauan ini. Tidak semua hal dapat kita control dan sesuai kemauan kita adalah kalimat yang saya pelajari selama di perantauan sekaligus menjadi nasihat bagi diri saya sendiri.
- Membuat saya lebih memaknai persahabatan
Hidup di Jakarta sebagai seorang mahasiswa dan tidak memiliki seorang teman rasanya akan mejadi masalah besar bagi saya. Saya selalu berkata jika tanpa teman teman yang saya miliki sekarang rasanya kehidupan kuliah saya membosankan dan saya tidak membayangkan bagaimana stresnya saya menjalani perkuliahan.
Di perantauan ini saya dipertemukan oleh orang orang yang begitu baik kepada saya. Mengajarkan saya bahwa harus selalu berbuat baik kepada orang lain apalagi selama di perantauan karena kita tidak pernah tahu siapa yang akan membantu kita kalau kita kesusahan, and ofcourse the answer is your bestfriend, so be kind to them. (actually it’s kinda cringe but it’s okay hehe). Anyway if you guys read this, thank you for being my second family <3.
Terakhir, untuk siapapun yang sedang berproses dan beradaptasi hidup di perantauan specially in Jakarta please never give up cause trust me sooner or later you will definitely be able to adapt and enjoy it. I really learned a lot of thing from here, thank you.
Komentar
Posting Komentar