Bonus Demografi dan Derajat Kesehatan Sulawesi Tengah
Isu mengenai bonus demografi sedang popular beberapa tahun belakangan karena dianggap dapat berpengaruh bagi masyarakat. United Nation Population Fund mendefinisikan bonus demografi merupakan kondisi saat jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibanding penduduk usia nonproduktif. Dalam hal ini usia produktif berada pada usia 15-64 tahun. Penyebab terjadinya bonus demografi adalah menurunnya angka kelahiran total yang membuat anak dibawah usia produktif akan berkurang dan dapat mengakibatkan pertumbuhan populasi usia produktif cenderung lebih besar dibanding kelompok usia lainnya. Penurunan angka kematian bayi yang membuat jumlah bayi yang tetap hidup hingga dewasa semakin meningkat juga menjadi salah satu penyebab terjadinya bonus demografi.
Terjadinya bonus demografi tentu
bisa menjadi peluang yang baik dan mendatangkan manfaat bagi suatu negara. Negara
yang sedang mengalami kondisi bonus demografi dianggap sebagai kesempatan bagi
negara tersebut. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari bonus demografi
adalah berpotensi menaikkan PDB karena meningkatnya kesempatan kerja dan
menjadi produktif sebagai akibat dari penduduk produktif yang lebih banyak. Tentu
saja bonus demografi yang dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi peluang dalam
meningkatkan perekonomian suatu negara maupun suatu daerah. Namun jika bonus
demografi tidak dimanfaatkan dengan baik dan tepat tentu dapat memberikan
dampak negatif.
Dilansir dari Badan Pusat
Statistik publikasi hasil sensus penduduk 2020 Provinsi Sulawesi Tengah bahwa
berdasarkan kelompok umur, komposisi penduduk Sulawesi Tengah didominasi oleh
penduduk usia produktif yaitu pada rentang usia 15 sampai 64 tahun.
Sumber : Badan Pusat Statistik
publikasi (Hasil Sensus Penduduk 2020 Provinsi Sulawesi Tengah)
Saat ini Indonesia mengalami
bonus demografi dengan persentase jumlah penduduk kelompok usia produktif
sebesar 70,25%. Bonus demografi juga terjadi diseluruh provinsi di Indonesia
termasuk Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020, Provinsi
Sulawesi Tengah memiliki persentase jumlah penduduk kelompok usia produktif
sebesar 68,69% dan berada pada ranking 27.
Piramida penduduk Sulawesi Tengah
menunjukkan bahwa terjadi perubahan struktur penduduk dalam 10 tahun terakhir.
Perubahan paling besar terjadi pada kelompok usia 20 hingga 24 tahun. Akibat
dari perubahan struktur ini adalah tingkat ketergantungan akan semakin menurun
dan calon pekerja yang menanggu usia nonproduktif akan semakin meningkat.
Sumber : Badan Pusat Statistik
(Publikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 Provinsi Sulawesi Tengah)
Perubahan struktur usia penduduk
dapat memberikan implikasi bagi Sulawesi Tengah. Suatu penelitian menemukan
bahwa perubahan struktur umur penduduk usia kerja secara signifikan berkorelasi
dengan Tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi itu sendiri. Di era globalisasi
seperti saat ini dibutuhkan tenaga kerja yang produktif . produktivitas tenaga
kerja Sulawesi Tengah dalam kurun waktu tahu 2018 hingga 2020 terus mengalami
peningkatan. Di provinsi Sulawesi Tengah sendiri, kabupaten Morowali menjadi kabupaten/kota
dengan produktifitas tertinggi. Faktor yang memengaruhi hal ini adalah sumber
kekayaan alam berupa nikel yang terdapat di kabupaten Morowali yakni sebesar
60% dari luas daratannya.
Bonus demografi tidak serta merta
hadir pada suatu negara dengan manfaatnya, tetapi juga perlu untuk mengahadapi
berbagai tantangan. Bencana demografi dapat terjadi dan tercermin dari
tingginya pengangguran usia muda. Tingkat pengangguran terbuka Provinsi
Sulawesi Tengah tahun 2023 sebesar 2,95%. Permasalahan pengangguran yang
dihadapi Sulawesi Tengah disebabkan karena
ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan
kerja, terbatasnya kesempatan kerja yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi,
masih rendahnya kualitas angkatan kerja, kesenjangan persediaan tenaga kerja
dengan kebutuhan akan tenaga kerja yang sesuai, dan motivasi dan jiwa kewirausahaan untuk
menciptakan lapangan kerja baru masih rendah.
Tantangan lainnya adalah
meningkatnya aging population. Aging population adalah meningkatnya usia
harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lansia. Beberapa masalah
yang dapat menyertai lansia adalah ketidakberdayaan fisik sehingga harus
bergantung pada orang lain, ketidakpastian ekonomi sehingga perlu perubahan
pola hidup. Aging population dapat menyebabkan penurunan produktivitas
Masyarakat, menurunnya jumlah angkatan kerja, dan dapat menurunkan angka
tabungan. Umur harapan hidup Provinsi Sulawesi Tengah terus mengalami
peningkatan yang berdampak pada meningkatnya lansia. Pada tahun 2020 persentase
lansia di provinsi Sulawesi Tengah sebesar 8,37%. Peningkatan penduduk lansia
perlu diikuti dengan persiapan program program pemerintah seperti jaminan
sosial. Persentase lansia di Sulawesi Tengah yang menjadi kepala rumah tangga
sebesar 59,13% pada tahun 2020 yang berarti enam dari sepuluh lansia di
Sulawesi Tengah masih menanggung beban ekonomi aggota keluarganya.
Terbentuknya sandwich generation
yaitu mereka yang menjadi generasi yang merasa terjepit antara tanggung jawab
merawat orang tua dan anak anak mereka juga menjadi salah satu tantangan bonus
demografi yang membutuhkan perhatian. Dampak
dari sandwich generation bisa berpengaruh pada kesehatan generasi ini sendiri.
Masalah Kesehatan yang dapat dialami generasi sandwich adalah kesehatan fisik
dan mental. Sandwich generation bisa mengalami kekhawatiran dan kecemasan akan
keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan anak maupun orang tua. Sehingga generasi
sandwich rentan terhadap masalah psikologis seperti depresi dan gangguan
kecemasan.
Salah satu faktor yang
memengaruhi keberhasilan pencapaian manfaat bonus demografi adalah faktor kesehatan.
Kesehatan yang baik dapat mengahadapi tantangan bonus demografi. Derajat
Kesehatan Masyarakat suatu daerah dipengaruhi oleh keberadaan sarana Kesehatan.
Tahun 2022 terdapat 218 puskesmas yang beroperasional dan teregistrasi di
Sulawesi Tengah. Selain itu juga tercatat ada 39 rumah sakit yang terreistrasi,
terdiri atas 35 rumah sakit umum dan 4 rumah sakit khusus.
Berkaitan dengan tantangan aging
population maka perlu untuk memerhatikan Kesehatan penduduk usia lanjut. Menurut
data dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah bahwa pada tahun 2022 terdapat 301,564
jiwa penduduk usia lanjut. Persentase lansia yang mendapatkan pelayanan Kesehatan
sebesar 47,3%. Kemudian jumlah puskesman yang melaksanakan santun lansia
sebaanyak 121 dari 218 puskesmas yang menandakan bahwa masih terdapat puskesmas
yang belum melaksanakan santun lansia dengan alas an sarana prasarana yang belum
memadai dan masih ada tenaga kesehatan yang belum dilatih ataupun belum
terpapar tentang pelayanan kesehatan Puskesmas Santun Lansia. Dibeberapa
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah memiliki cakupan pelayanan Kesehatan
lansia rendah karena Tidak tersedianya alat Strip untuk pemeriksaan
laboratorium sederhana seperti strip pemeriksaan gula darah sehingga lansia
kurang tertarik untuk datang ke posyandu jika hanya dilakukan wawancara maupun
pemeriksaan tekanan darah.
Kesehatan mental juga sangat
penting untuk diperhatikan terutama sangat berurusan dengan terbentuknya
generasi sandwich. Dilansir dari RRI Palu bahwa berdasarkan riset Kesehatan
dasar yang dilakukan kementrian Kesehatan berturut turut dari 2013-2018
Sulawesi Tengah menempati peringkat satu gangguan mental se-Indonesia. Menurut
seorang psikolog klinis di Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah bahwa
gangguan Kesehatan mental yang paling banyak dialami warga kota Palu adalah
kecemasan. Perhatian terhadap masalah gangguan jiwa semakin meningkat khususnya
pasca bencana yang melanda Sulawesi Tengah ditahun 2018. Gangguan Kesehatan
mental sangat identic dengan para gen z, tentu hal ini akan berpengaruh pada penduduk
usia produktif yang bisa menghambat mereka dalam bekerja dan melakukan hal hal
produktif.
Komentar
Posting Komentar