Dampak Migrasi di Kota Palu

Tiga faktor dasar yang memengaruhi pertumbuhan penduduk  adalah kelahiran, kematian, dan migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik untuk menetap ataupun sementara. Perpindahan yang dilakukan bisa berupa perorangan maupun kelompok. Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu daerah lebih banyak dari pada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk jika jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit dari pada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut.

Untuk menelaah migrasi dapat dilihat berdasarkan dua dimensi yaitu dimensi waktu dan tempat. Untuk dimensi waktu, Badan Pusat Statistik (BPS) memakai refernsi waktu enam bulan untuk menetapkan bahwa seseorang dalam suatu rumah tangga adalah penduduk apabila orang tersebut berada dalam rumah tangga tersebut secara terus-menerus atau telah menetap di tempat tersebut minimal enam bulan secara berturut-turut. Untuk dimensi tempat dibedakan menjadi migrasi internasional yaitu perpindahan dari suatu negara ke negara lain dan migrasi nasional yaitu perpindahan yang terjadi dalam suatu negara. Pada pembahasan kali ini akan membahas mengenai migrasi masuk dan migrasi keluar. Migrasi masuk (inmigration) adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination) dan migrasi keluar adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin).

Sumber data utama migrasi di Indonesia dari Sensus Penduduk (SP) 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010, berupa jumlah migrasi seumur hidup dan migrasi risen. Data migrasi yang lebih rinci dihasilkan dari SUPAS. SUPAS dirancang untuk menghasilkan estimasi angka migrasi yang kemudian digunakan sebagai data dasar migrasi untuk proyeksi penduduk nasional dan provinsi dengan menggunakan metode komponen. Selain sensus penduduk dan survei penduduk, data migrasi juga bisa didapatkan dari registrasi vital, hanya saja masih terjadi permasalahan pada registrasi vital, penduduk tidak melaporkan kejadian perpindahannya, walaupun akan tinggal di daerah tujuan dalam jangka waktu yang panjang dan tidak ingin menetap di daerah tujuan.

Berdasarkan SUPAS 2015 dapat dilihat tingkat dan tren migrasi. Pulau Sulawesi menjadi pulau kedua setelah pulau Jawa sebagai pengirim migran terbanyak, jumlah migrasi neto pulau Sulawesi selalu negatif dengan kecenderungan yang meningkat. Artinya, ada lebih banyak migrasi seumur hidup keluar daripada migrasi seumur hidup masuk di Sulawesi.



Berdasarkan grafik di atas diperoleh bahwa bahwa presentase migran seumur hidup provinsi Sulawesi Tengah adalah 16,2%.

Faktor faktor yang dapat menyebabkan terjadinya migrasi adalah :

  • -       Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan yang dapat disebabkan karena menurunnya daya dukung lingkungan serta menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh, seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
  • -   Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal. Sebagai contoh, tanah untuk pertanian di perdesaan yang makin menyempit.
  • -      Adanya tekanan-tekanan politik, agama, dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal. 
  • -        Alasan pendidikan, pekerjaan, atau perkawinan.

-     Bencana alam, seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang, atau wabah penyakit. Sebagai contoh, pandemi COVID-19 telah mengakibatkan banyak orang, termasuk orang yang menempuh pendidikan atau bekerja di luar tempat tinggalnya, harus kembali ke daerah asalnya.

Dilansir dari BPS bahwa kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah memiliki presentase penduduk dengan status migran seumur hidup sebesar 36,63%. Dari 100 penduduk Kota Palu, hampir 37 orang diantaranya merupakan migran seumur hidup antarkabupaten/kota, artinya kabupaten/kota tempat lahir mereka bukan di Kota Palu.


Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu

Migrasi perlu menjadi perhatian pemerintah guna mengendalikan dampak dari migrasi itu sendiri. Penduduk Kota Palu yang terus bertambah dari tahun ke tahun dari berbagai daerah dan pelbagai etnik, mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk. Dengan bertambahnya penduduk dari daerah lain ke Kota Palu untuk tinggal dan berkembang di kota Palu, maka Kota Palu akan semakin padat dan akhirnya memberi dampak yang akan mengakibatkan keresahan dan kerawanan dalam masyarakat. Terbentuknya pemukiman yang kotor juga menjadi salah satu dampak adanya migrasi masuk yang membangun pemukiman disekeliling kota yang menempati tanah-tanah kosong.

Permintaan terhadap tenaga kerja meningkat juga menjadi salah satu dampak adanya migrasi di Kota Palu. Berdasarkan struktur umur migrasi, kehadiran migran memberi dampak terhadap pertambahan penduduk terutama dalam golongan usia produktif. Ini berpengaruh secara langsung terhadap permintaan dalam bidang kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Para migran yang mencari kerja membuat peranan penting pemerintah untuk menyediakan keperluan dalam bidang kesehatan, makanan, pendidikan, perumahan kepada penduduk perlu terpenuhi secara baik dan akan meningkatkan kualitas penduduk sehingga akan berdampak positif terhadap kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.

Dampak selanjutnya adalah persaingan pekerjaan. Kecenderungan seseorang untuk diterima bekerja didasari pada tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan yang bisa membuat mereka lebih mudah untuk mendapat pekerjaan di institusi formal. Dampaknya adalah pekerja lokal yang berpendidikan yang lebih rendah akan sulit bersaing dengan pekerja migran. Oleh karena itu pemerintah perlu menangani masalah ini agar tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat dengan cara membuka lapangan kerja di sektor informal.

Meningkatnya kriminalitas juga menjadi dampak adanya migrasi, selain itu dampak yang tentu saja dirasakan hampir seluruh daerah dari adanya migrasi adalah padatnya pemukiman yang bisa saja membentuk pemukiman kumuh dan bisa menyebabkan keadaan sanitasi tidak baik dan menimbulkan berbagai masalah Kesehatan. .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jakarta : I learned a lot of thing from here

My Uniqueness : Karunia Dari Tuhan

Cerita Dibalik Bisa Kuliah di STIS